Breaking News
Loading...

Info Post
Nilai ekonomi, sosial, dan budaya beternak kambing sangat nyata. Besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan kelurga petani bisa mencapai 14-25% dari total pendapatan keluarga. Semakin rendah tingkat perluasan lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahkan dari beternak kambing. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan semakin nyata jika kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah itu antara lain penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang cukup dari segi gizi dan volume, tata laksana pemeliharaan yang benar, serta memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar.

Produksi daging ternak nasional sebanyak 1.228.000 ton. Kambing menyumbangkan hasil sekitar 48.000 ton. Sumbangan kambing itu masih kecil jika dibandingkan produksi daging sapi yang mencapai 349.000 ton, ayam buras 294.000 ton, dan ayam broiler sekitar 280.000 ton. Rendahnya produksi ternak kambing ini karena orientasi pasar kambing masih sangat domestik (lokal daerah setempat) sehingga pertumbuhan populasinya lamban. Namun, bagiamanapun  kondisinya, bisnis kambing tak mengenal krisis. Harga kambing hidup dan daging kambing dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Tahun 1998 harga kambing hidup sekitar Rp 7.500/kg dan harga daging kambing sekitar Rp 17.000/kg. tahun 1999 naik menjadi Rp 10.000/kg untuk kambing hidup dan Rp 20.000/kg untuk daging kambing. Pada tahun 2000 harga kambing hidup sudah mencapai Rp 12.000/kg dan daging kambing juga naik menjadi Rp 24.000/kg.

Kecenderungan harga kambing hidup dan daging yang terus mengalami peningkatan disebabkan oleh permintaan daging kambing yang juga mengalami peningkatan. Sebagai contoh, masyarakat DKI Jakarta setiap hari membutuhkan daging kambing dan domba sekitar 15-20 ton atau setara dengan 1.500-2.000 ekor yang dikonsumsi untuk sate, kambing guling, tongseng, gulai, sop, dan berbagai keperluan untuk warung makan, restoran dan catering. Bahkan, permintaan melonjak tajam saat hari raya Idul Adha, yaitu mencapai 21.000-25.000 ekor. Permintaan itu belum terhitung untuk keperluaan aqiqah, selamatan, dan berbagai acara keperluan adat.

Kambing yang masuk DKI Jakarta ditampung di RPH Pulogadung, Tanah Abang, Tanjung Priok, dan pasar kambing Tanah Abang. Kambing-kambing tersebut berasal dari pasar Klewer Solo, Yogyakarta, Wonosobo, Brebes, Purwokarta, Subang, Sukabumi, Jawa Timur, dan Lampung.

Selain berbagai sumber daging, kambing juga diternak untuk diperah susunya. Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mahal harganya. Saat ini harga susu kambing bisa mencapai Rp 13.000/kg, sedangkan susu sapi hanya Rp 3.000/kg.

Kondisi tersebut merupakan peluang usaha bagi para peternak maupun bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya dalam usaha peternakan kambing, baik usaha peternakan kambing potong maupun usaha peternakan kambing perah. Dengan berkembangnya usaha peternakan kambing di Indonesia, diharapkan kesejahteraan peternak semakin baik. Disamping itu, kebutuhan daging dan susu kambing yang terus-menerus mengalami peningkatan dapat juga terpenuhi.